
Padang, 26 Juli 2024– Tim Dosen Universitas Negeri Padang (UNP) memulai Program Pelatihan Nagari Binaan (PPNB) dengan tema “Nagari Tangguh Bencana Geologi dan Hidrometeorologi” di Siberut Utara. Program ini akan dilaksanakan selama tiga tahun, dari 2024 hingga 2026, dengan tujuan memperkuat kapasitas masyarakat lokal dalam menghadapi bencana alam khususnya bencana gempa bumi dan tsunami. Program ini dilaksanakan sebagai bentuk kesadaran Universitas Negeri Padang terhadap Kepulauan Mentawai yang merupakan daerah rawan bencana geologi dan hidrometeorologi.
Acara pembukaan berlangsung meriah dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah daerah setempat, Camat, TNI, BASARNAS, Perwakilan Guru, Kelompok Siaga Bencana (KSB), siswa SD, SMP dan SMA, tokoh masyarakat, dan mahasiswa UNP yang turut berpartisipasi sebagai fasilitator. Dalam sambutannya, Prof. Pakhrur Razi, Ph.D, koordinator program sekaligus narasumber menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mitigasi bencana.
“Kami berharap dengan adanya program ini, masyarakat Siberut Utara dapat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi ancaman bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami dan tanah longsor, serta bencana hidrometeorologi seperti, abrasi, banjir dan badai,” ujar Prof. Pakhur Razi.
Program ini mendapatkan sambutan hangat dari pemerintahan daerah dan masyarakat setempat. “Bencana gempa bumi dan tsunami sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat khususnya Kecamatan Sikabaluan. Kami tumbuh dan besar dengan bayang-bayang bencana alam. Program ini sangat kami perlukan untuk menjembatani informasi yang tidak dimiliki masyarakat dalam menghadapi bencana alam.” Ujar Buk Anita selaku perwakilan Camat Sikabaluan pada saat menyampaikan kata sambutan. Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Desa dan Dandramil Siberut Utara.

Program ini mencakup berbagai kegiatan seperti pelatihan mitigasi bencana, simulasi evakuasi, pengenalan teknologi pemantauan bencana, penyusunan rencana tanggap darurat, serta konseling trauma pascabencana. Selain itu, para peserta juga diberikan materi tentang pentingnya pelestarian lingkungan untuk mencegah terjadinya bencana. Dari hasil pelatihan dan pemantauan lapangan tentang kondisi daerah Siberut utara, ada tiga hal penting yang mendesak untuk segera dicarikan Solusi oleh pemerintah daerah yaitu pertama perlu adanya jalur evakuasi terdekat untuk area di sekitar SMA Negeri 1 Siberut Utara. Hal ini dikarenakan SMA tersebut berada di pinggir Pantai dan jalur evakuasi sangat jauh sehingga tidak memungkinkan siswa, guru serta Masyarakat yang ada di sekitar Lokasi tersebut untuk dapat menyelamatkan diri jika terjadi gempa yang disertai dengan tsunami. Kedua, perlu penanganan segera abrasi Pantai di Siberut Utara. Mengingat hal ini juga disebabkan oleh adanya dampak factor geologi dari dorongan lempeng Indo-Autralia ke Eurasia di Pantai Barat Pulau Siberut sehingga menyebabkan air laut naik ke pemukiman penduduk di sepanjang garis Pantai.
“Kami berkomitmen untuk mendampingi masyarakat selama tiga tahun ke depan dan memastikan pengetahuan yang kami berikan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Prof. Pakhrur Razi.
Program Pelatihan Nagari Binaan ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat terhadap bencana.